Tuesday, May 15, 2012
RITUAL ANAK BANGSA
maka, puisi pun bersaksi bahwa bahasa
tak lagi sanggup melidahkan apa-apa
yang terlahir dari perbincangan
adalah petaka! "petaka?"
ya! lihatlah puisi-puisi gigil sendiri
diksi-diksi gemetar, tak getarkan sesiapa
pada acung senjata dan reruncing jiwa
sebatas penyeka liur kecurangan di bibir zaman
lantas, bagaimana jika kita baca kembali teks ini?
"Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe bertoempah darah jang satoe
tanah Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia
mengakoe berbangsa jang satoe
bangsa Indonesia.
Kami poetera dan poeteri Indonesia,
mendjoendjoeng bahasa persatoean
bahasa Indonesia."
darah sama merah, tulang sama putih
bendera dibentangkibarkan
paduan suara? hanya ritual palsu!
dan penghormatan?
sekali lagi kunyatakan
"hanya ritual palsu!"
maka, puisi bersaksi bahwa rangkaian kata kebangsaan
adalah gugur bunga di bawah sepatu pendatang!
dan yang terlahir dari wangi bumi pertiwi
turut mengamini!
Cilegon-Banten.
15-05-2012
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment