Tuesday, May 15, 2012

TANGISAN KORAN


Dingin menarik menari di tubuh
Angin mencumbu malam dengan mesra
Kegelapan duduk menanti purnama
Bangkubangku diserang resah
kunangkunang lewat ke sana ke mari tanpa arti
Bintang sibuk mengisi keindahan langit
Sementara aku mencoba bakar kayukayu lelah dan bimbang
Mungkin saja dengan begitu dingin akan hilang
Ah, karena berselimut sepi
Kubaca koran bekas pagi
tapi kenapa kulihat korankoran lusuh tak berdaya
Huruf-huruf gugur satu persatu
Gambargambar murung
Kuteliti tersenak tanya menghimpit bibir
Wahai koran kabarkan tentang lusuhmu?
Perlahan koran mendekat memeluk lalu berkata:
Coba lihat tubuh ini, penuh kabar korupsi, kolusi, darah penindasan, ketidakadilan dendam, pemerkosaan, dan pembunuhan anak pada ibu bahkan keperawanan bayi hilang di tangan bapaknya
Ada apa dengan manusia
Apa hati telah di sekat besi atau tak punya nurani?
Ujar koran sambil meletakan tangis di bahuku
Aku diam seribu malu
Tak ada kata yang mampu menjawab
Hanya diam diam dan diam
Terbalut tangis

:Adi rosadi
Cianjur, 13-05-2012

No comments:

Post a Comment