Friday, May 4, 2012

Lelaki dan Ka'bah


....
Inikah ka’bah, tempat aku berdiri menghadap?
Lelaki masih tidak percaya dengan apa yang disaksikannya. Hatinya terbakar. Pandangannya tak henti menatap lekat-lekat tempat yang mulia ini. Dihampirinya, diusapnya saat melintas rukun yamani. 

berjejal dalam pergulatan indah untuk mencium batu hitam dari swarga. Saat beberapa langkah hendak menyentuhnya,lelaki itu terlempar ke atas. Di atas udara ia melayang dalam bimbang. Mungkin Tuhan belum mengizinkannya mencium batu hitam itu.

Saat hendak terlempar ke luar pusaran, ada lelaki mendorongny kembali ke depan. “jangan hati kecil!, yakinlah!”. Sepersekian detik kemudian lelaki itu merebut ujung kiswah di atas batu hitam.

Digenggamnya kuat-kuat dalam satu hentakan wajah lelaki kumal penuh maksiat itu mencium batu hitam. Dihirupnya wewagian lembut yang tak pernah dijumpainya seumur hidup. Kemudian ia akhirnya terlempar ke luar pusaran.

Dalam putaran tawaf, tak henti-henti lelaki itu berkata; ” masih belum pantas aku mengitari rumah-Mu ya Rabb!” seperti seorang gembel yang tidak diharapkan kehadirannya di rumah seorang pembesar.

“Rahasia kehidupan apa yang akan Engkau ajarkan? atau seperti inikah cara Engkau mempermalukanku? Lelaki itu bertanya. Masih dalam kebingungan, lelaki itu menghampiri multazam. Di depan pintu rumah Allah, lelaki itu menumpahkan keluh kesahnya. Seperti seorang hamba yang meratapi nasib pilu yang tiada henti terus mendera.

“Ya Rabb, di bawah pintu ka’bah aku menghiba belas kasih-Mu”, lelaki itu mulai bergumam dan kemudian kembali meratap. Lelaki itu seperti kehilangaan akal. Entah dimabuk cinta atau sekedar cinta monyet yang masih terus memahami makna cinta sesungguhnya.

No comments:

Post a Comment