Friday, May 4, 2012

Puisi Diam yang Dalam

[tetaplah teduh di pelukanku]

haruskah kita berdiam di relung malam
untuk menterjemahkan nurani
dan bekunya sekumpulan imaji menjadi puisi
berjalan mencium wangi melati yang kugenggam

kucari sepanjang hari sebuah wajah hilang
dan telah kuketuk pintu awan
hanya bayang dengan senyum menawan
tidak kutemukan lagi jejak kita ketika pulang

duriduri ilalang semedi menusuk telapak kaki
di padang itu kita menyeberangkan cinta
dengan rasa sakit menjadi cerita
berpayung mendung dalam lusuhnya hati

kita tak sanggup menerima badai, apalagi tegakkan badan
setiap pegangan erat kita seakan terlepas
tiup kencang angin membuat kita kandas
beribu dera menimpa kita terus membeban

haruskah kita berdiam di relung malam
menerima ini sebagai ujian
jika masih ada gairah menuju masa depan
tiada ia berikan cobaan, kecuali diam yang dalam

Batulicin, 05 Mei 2012
Langgam Cinta 49
jam 23.34 WIT

No comments:

Post a Comment